April 22, 2009

Pelabuhan Pelayaran Dinilai Belum Raih Keuntungan Maksimal


Pelabuhan Pelayaran Dinilai Belum Raih Keuntungan Maksimal


Kapanlagi.com - Perusahaan pelayaran nasional belum bisa menikmati keuntungan dari peningkatan volume muatan angkutan laut luar negeri dari Indonesia, yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir karena penerapan trade term (cara pembayaran) yang lebih menguntungkan pengekspor, maupun pengimpor luar negeri.

"Hampir seluruh ekspor komoditi Indonesia dilakukan dengan menggunakan sistem FOB (free on board) sementara untuk impor memakai sistem CIF (cost, insurance, freight)," kata Direktur Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir.Tridoyo Kusumastanto, MS di Bogor, Senin (13/4).

"Dengan sistem ini, baik untuk pengiriman ekspor maupun impor, urusan kapal pengangkut, termasuk biayanya, ditentukan sendiri oleh pihak luar negeri. Pihak Indonesia nyaris tidak berperan dalam penentuan ekspor/impor," katanya.

Menurut data PKSPL, selama 2003-2007 volume muatan angkutan luar negeri meningkat rata-rata 8,3 persen pertahun dari 442 juta ton pada 2003 menjadi 531 juta ton pada 2007.

Dari 531 juta ton volume muatan angkutan luar negeri pada 2007, pangsa armada pelayaran nasional hanya 31 juta ton atau sekitar 5,8 persen, selebihnya didominasi oleh armada pelayaran asing.

Selain cara pembayaran yang kurang menguntungkan, kata Tridoyo, armada pelayaran nasional juga menghadapi persaingan ketat dengan pelayaran asing yang semakin memperluas jaringan keagenannya di Indonesia, sementara perusahaan nasional justru menghadapi masalah proteksi di beberapa negara.

"Bahkan untuk angkutan dalam negeri pun, perusahaan nasional harus bersaing ketat dengan perusahaan asing," katanya. (kpl/bar)

Kapanlagi.com, 13 April 2009

http://www.kapanlagi.com/h/pelabuhan-pelayaran-dinilai-belum-raih-keuntungan-maksimal.html


No comments:

Post a Comment