April 28, 2009

Ongkos angkut internasional naik Pelayaran nasional kurangi operasional kapal


Ongkos angkut internasional naik
Pelayaran nasional kurangi operasional kapal

JAKARTA: Perusahaan pelayaran nasional berpotensi hengkang ke luar negeri akibat kenaikan harga sewa kapal dan ongkos angkut atau freight di pasar internasional di tengah penurunan freight di dalam negeri.

Harga sewa kapal di pasar internasional hingga kemarin naik menjadi US$16.000 dari US$5.000, sedangkan ongkos angkut menjadi US$14 per ton dari sebelumnya US$9 per ton.

Dirut PT Gurita Lintas Samudra Soenarto mengatakan meskipun freight naik, muatan angkutan rute internasional dari Indonesia masih sepi karena ekspor masih belum normal.

"Perusahaan pelayaran yang mengoperasikan kapal curah pada rute internasional kini sudah mulai bernapas karena freight sudah naik. Namun, freight di dalam negeri turun karena tidak seimbang antara jumlah kapal dan muatan yang tersedia," katanya kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengungkapkan ongkos angkut batu bara di dalam negeri turun dari Rp160.000 per ton menjadi Rp130.000 per ton, dan diperkirakan turun lagi setelah PLN mengurangi pasokan untuk kebutuhan bahan baku pembangkit listrik.

"Apabila pasar muatan di luar negeri nanti membaik atau normal, kapal berbendera Indonesia bisa hengkang karena freight di dalam negeri jatuh dan tidak menguntungkan," katanya.

Oleh karena itu, tutur Soenarto, kondisi ini perlu diantisipasi agar kapal berbendera Indonsia tidak meninggalkan pasar dalam negeri karena akan mengancam pasokan angkutan batu bara ke pembangkit listrik.

Dia mengungkapkan perusahaannya kini mengurangi operasional kapal ke PLTU Suralaya dari dua kapal menjadi satu kapal, setelah adanya kebijakan PLN untuk mengurangi pasokan batu bara ke pembangkit listrik Jawa-Bali itu.

Batalkan pembelian

Managing Director PT Jaya Samudra Karunia (JSK Shipping) Yudha Kurniawan Tanos menambahkan akibat jumlah kapal di dalam negeri kelebihan kapasitas, perusahaan itu berencana membatalkan pembelian empat kapal jenis handymax untuk angkutan batu bara di dalam negeri.

Menurut dia, JSK memilih menyewa kapal di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan angkutan ke PLTU Suralaya dan PLTU Labuhan Angin, Sibolga. JSK Shipping kini meyewa dua kapal berbendera Indonesia, yakni MV Bogasari V dan MV Zamrud yang dioperasikan mengangkut batu bara di dalam negeri.

"Dengan hanya mengandalkan kapal milik sendiri, tidak cukup untuk angkutan di dalam negeri sehingga kini tengah dilakukan negosiasi untuk menyewa dua kapal berbendera Indonesia lagi."

Sebelumnya, JSK Shipping mendapat dukungan pendanaan dari tiga bank nasional, yakni BII, Bank DKI Grup Syariah, dan Bank CIMB Niaga untuk pengadaan dua kapal tipe handymax untuk mengangkut batu bara di dalam negeri.

Presdir PT JSK Shipping Dennis S. K. Jang mengungkapkan kedua kapal handymax itu khusus dioperasikan untuk mengangkut batu bara di dalam negeri.

Menurut Dennis, angkutan batu bara membutuhkan kapal tipe handymax sebab kapal tipe post panamax sudah cukup banyak beroperasi di dalam negeri. JSK telah membeli kapal tipe post panamax dari Jepang dengan nama MV Karunia yang akan memperkuat angkutan batu bara di dalam negeri.

Dia mengungkapkan JSK berencana mengalihkan pengoperasian dua kapal post panamax itu ke luar negeri guna memperkuat pengapalan ekspor batu bara.

Saat ini, JSK masih menggunakan kapal sewa berbendera asing untuk pengapalan ekspor batu bara. Dua kapal post panamax milik perusahaan itu, yakni MV Victory yang digunakan untuk mengangkut batu bara ke PLTU Suralaya (Banten) dan MV Karunia dioperasikan mengangkut batu bara ke PLTU Labuhan Angin, Sibolga, Sumatra Utara.

Dennis menambahkan pada 2008 perusahaannya melakukan pengapalan ekspor 1,3 juta ton menggunakan kapal asing dari sekitar 150 juta ton total volume ekspor batu bara Indonesia. (aidikar.saidi@bisnis.co.id)

Oleh Aidikar M. Saidi
Bisnis Indonesi, 28 April 2008

http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A17&cdate=28-APR-2009&inw_id=670013


No comments:

Post a Comment