April 22, 2009

Industri Pelayaran Butuh Kredit


Industri Pelayaran Butuh Kredit


Padahal pangsa kredit pelayaran kurang dari dua persen total kredit perbankan.

JAKARTA -- Kredit untuk industri pelayaran di 2009 meningkat 80 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibanding tahun sebelumnya. Namun jumlah itu tidak sebanding dengan kebutuhan pembiayaan pembelian kapal dalam penerapan azas cabotage di Indonesia.

"Jika dibanding tahun lalu, ini tumbuh lebih dari 80 persen. Tapi ini belum termasuk dana dari lembaga pembiayaan, hanya bank saja," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman D Hadad, di Jakarta, Rabu (15/4). Meskipun mencapai angka yang cukup tinggi, Muliaman mengungkapkan bahwa pangsa kredit pelayaran/perkapalan terhadap kredit perbankan masih kurang dari dua persen dari total kredit.

Saat ini hanya sekitar 25 persen kapal berbendera Indonesia yang melayani pelayaran di dalam negeri. Berdasarkan asas cabotage, pengangkutan pelayaran di wilayah Indonesia wajib dilakukan oleh maskapai pelayaran milik Indonesia. Hal ini diatur dalam Inpres No.5 tahun 2005. Penerapan asas cabotage sendiri akan mulai berlaku pada 2010 untuk kapal pengangkut minyak, komoditas dan batu bara. Sedangkan untuk pengangkutan industri hulu aturan ini dimulai pada 2011.

Hingga Februari, Kredit Perbankan untuk Sektor Pelayaran Capai Rp 19,7 triliun. Penyaluran kredit perbankan terhadap sektor pelayaran hingga Februari 2009 mencapai Rp 19,7 triliun atau meningkat 80 persen dari tahun sebelumnya. Masih minimnya pemberian kredit di pelayaran itu, menurut Muliaman, merefleksikan masih besarnya potensi yang ada.

"Kebanyakan lending tidak jalan akibat terbatasnya informasi, karena risiko yang ada tidak diketahui dan tidak terukur. Padahal sebenarnya selalu ada potensi dan tantangan yang terbuka luas," kata dia.

Ketua umum INSA (Indonesia National Shipping Association), Johnson W Sutjipto, mengatakan, kebutuhan pembelian kapal-kapal untuk memenuhi asas cabotage memerlukan dana setidaknya 12 miliar dolar AS hingga delapan tahun mendatang.

"Apalagi saat ini harga kapal sedang turun, harga terendah dalam 5 tahun terakhir. Banyak kapal yang dibangun di Cina, dibatalkan pemiliknya dan kemudian dijual diskon. Sehingga saat ini adalah perfect time to invest and finance," ujar Johnson. Parahnya, animo bank untuk membiayai industri pelayaran justru turun setelah krisis moneter 1998.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkapalan dan Transportasi BP Migas, Justinus Tangkelangi, mengungkapkan bahwa kesulitan pendanaan itu terkait masih rendahnya dukungan sektor perbankan nasional. una


Republika Online, 16 April 2009, pukul 23:02:00

http://republika.co.id/koran/16/44266/Industri_Pelayaran_Butuh_Kredit

No comments:

Post a Comment