April 22, 2009

Kredit Pelayaran Dan Perkapalan Masih Rendah


Kredit Pelayaran Dan Perkapalan Masih Rendah


Rab, Apr 15, 2009 Ekonomi

Jakarta ( Berita ) : Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D Hadad mengatakan, pembiayaan industri pelayaran dan perkapalan masih sangat rendah hanya 1,58 persen dari total kredit perbankan.

“Pangsa kredit pelayaran dan perkapalan terhadap perbankan kurang dari dua persen. Hal ini tidak merefleksikan potensi sektor pelayaran dan perkapalan yang ada,” katanya saat membuka lokakarya peranan industri pelayaran pada kegiatan usaha hulu migas di Jakarta, Rabu [15/04].

Ia mengatakan, dari sisi pertumbuhan kredit sektor industri pelayaran dan perkapalan, pada Februari 2008, kredit perbankan mencapai Rp10,92 triliun. Pada Februari 2009 kredit perbankan telah mencapai Rp19,68 triliun.

Meski demikian, bila dilihat dari total kredit perbankan masih sangat rendah. Pada Februari 2008 pangsa kreditnya 1,04 persen. Februari 2009, pangsa telah meningkat menjadi 1,58 persen.

Muliaman mengatakan, untuk meningkatkan sektor pembiayaan ke industri ini, maka diperlukan adanya keterbukaan informasi dari sektor tersebut. Hal ini menurut dia, agar perbankan dapat memperoleh informasi terkait resiko yang terjadi dalam usaha perkapalan dan pelayaran. Sehingga bank, bisa mencari jalan dalam memitigasi resiko tersebut. “Sebenarnya selama ini masalah informasi ini yang kurang, tak kenal maka tak sayang,” katanya.

Ia menambahkan, bagi bank sebenarnya memiliki dua unsur utama dalam menyalurkan kredit. Pertama adalah kemampuan untuk membayar. Kedua adalah, kemauan untuk membayar. “Ini yang juga ingin diketahui perbankan,” katanya.

Kepala Dinas Perkapalan dan Tranportasi Badan Pengelola Minyak dan Gas (BP Migas) Justinus Tangkelangi mengatakan, potensi untuk pelayaran dan perkapalan di sektor migas sangat besar. Ia menjelaskan, untuk survei seismik dalam rangka penyelidikan jebakan hydrokarbon tarif sewa per kapal per hari mencapai 200 ribu dolar AS.

Untuk pemboran eksplorasi migas dibutuhkan kapal semi submersible rig dan drillship yang sewanya mencapai 400 ribu-600 ribu dolar AS per hari. Smentara untuk Jackup rig, sewa kapalnya mencapai 60 ribu dolar AS. “Sampai saat ini belum ada perusahaan nasional yang mempunyai jadi memaki perusahaan asing,” katanya.

Di sektor produksi, kapal-kapal yang digunakan rate mencapai 15.000 ribu dolar AS hingga 50 ribu dolar AS per hari. Untuk proyek pemindahan rata-rata sewa kapal mencapai 30 ribu-200 ribu dolar AS. Sedangkan di sektor produksi, sewa kapal untuk pengakutan LNG berkapasitas 150 ribu metrik sebesar 50 ribu dolar AS.

Sementara itu, menurut dia 44 persen kapal yang digunakan berbendera Indonesia, dan hanya 44 persen yang berbendera Indonesia. Padahal asas cabotage (keharusan angkutan kapal menggunakan bendera nasional) akan berlaku penuh pada 1 Januari 2011. “Ini berarti peluang bagi perusahaan kapal dalam negeri unuk berkembang. Peluang investasi perkapalan sektor migas sangat besar,” katanya.
(ant)

Berita Sore, 15 April 2009

http://beritasore.com/2009/04/15/kredit-pelayaran-dan-perkapalan-masih-rendah/

1 comment:

  1. Apakah ada peluang u/investor middle?

    terrios2009@yahoo.com

    ReplyDelete