January 14, 2010

Pelayaran Rakyat Tak Beroperasi

Pelayaran Rakyat Tak Beroperasi

Kupang, Kompas - Ribuan pelayaran rakyat dan feri yang dikelola PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Nusa Tenggara Timur tidak beroperasi sejak awal Januari 2010 karena cuaca buruk. Transportasi laut di kawasan itu kini hanya mengandalkan empat kapal milik PT Pelni.

Kepala Dinas Perhubungan NTT Gulam Husen di Kupang, NTT, Rabu (13/1), mengatakan, pihak Administratur Pelabuhan Tenau, Kupang, melarang semua jenis kapal atau perahu berbobot mati di bawah 1.000 gross ton beroperasi.

”Ribuan pelayaran rakyat yang selama ini melayani masyarakat pun berhenti beroperasi karena cuaca di laut sangat buruk. Laporan dari BMKG Kupang menyebutkan, tinggi gelombang di perairan selatan NTT sampai 4 meter,” kata Gulam.

Data NTT dalam angka (2008) menunjukkan, jumlah perahu/kapal milik masyarakat yang memobilisasi penumpang dan barang di 20 kabupaten/kota di NTT sebanyak 7.500 unit.

Manajer Operasi PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kupang Arnold Yansen mengatakan, enam kapal feri sejak awal Januari belum berlayar. Akibatnya, puluhan truk bermuatan bahan pokok diparkir sejak dua pekan lalu di Dermaga Bolok, Kupang, menunggu kesempatan berangkat ke Rote Ndao atau pulau lain di NTT. Keberangkatan ke Rote Ndao sangat mendesak karena bahan pokok di daerah itu dipasok dari Kupang.

Manajer Operasi PT Pelni Kupang Alfons Fony mengatakan, empat kapal Pelni, yakni Sirimau, Srigunting, Awu, dan Pangrango, tetap singgah di sejumlah pelabuhan di NTT.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Bruno Ora menambahkan, sebanyak 29.578 perahu dan kapal nelayan hampir satu bulan ini tidak melaut.

Tenggelam

Di Sulawesi Selatan, hujan lebat dan angin kencang melanda Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, dan Maros sepanjang Rabu (13/1). Seorang warga dilaporkan hilang setelah terjatuh dari perahu nelayan di perairan Lamangkia, Takalar.

Tiga penerbangan pesawat komersial tujuan Makassar dialihkan ke bandar udara lain. Hujan dan angin kencang juga mengakibatkan putusnya 11 jaringan penyulang listrik PLN. Sejumlah sekolah juga terpaksa diliburkan karena kebanjiran.

Hujan mengguyur Makassar sejak Selasa (12/1) malam hingga Rabu. Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar Sujarwo mengatakan, curah hujan sejak pukul 01.00-08.00 Wita 100 milimeter. Padahal, curah hujan normal sepanjang Januari sekitar 600-700 milimeter. (ROW/KOR)

Kompas, 14 Januari 2010

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/14/03550985/pelayaran.rakyat.tak.beroperasi


Pelayaran Manado-Sitaro Setiap Hari Minta Dipertahankan

Pelayaran Manado-Sitaro Setiap Hari Minta Dipertahankan


SIAU — Kebijakan pemerintah yang mulai memberlakukan pelayaran setiap hari sejak Desember silam mendapat respon dari masyarakat. Menurut Deddy
Pasandaran SIK MMPar, adanya kebijakan tersebut dipertahankan karena salah satu bentuk kemajuan daerah adalah dengan diberlakukannya pelayaran setiap
hari. “Kapal kapal setiap hari berarti perputaran uang dan ekonomi di Sitaro akan cepat. Makanya kami mendesak kepada pemerintah mempertahankan kebijakan
tersebut, apalagi sekarang PD Pelayaran sudah ada direkturnya sehingga manajemen sudah bias ditata lebih baik lagi,” tukas Pasandaran.

Dikatakannya, alangkah lebih baik lagi untuk kapal cepat yang berlayar pagi juga bisa ditambah. “Artinya ada satu kapal dari Sitaro menuju Manado dan
satu kapal lagi dengan rute berlawanan sehingga orang yang datang berbisnis tidak akan terganggu dengan jadwal kapal yang hanya tiga kali seminggu. Jadi
kapan saja dia berangkat bisa,” tukasnya.

Senada disampaikan Kadi Sambe, tokoh pemuda asal Sawang Bandil. Baginya tidak ada alasan lagi bagi pemkab untuk tidak mempertahankan pelayaran
setiap hari. Apalagi ini merupakan janji duet Supit-Kuera ketika kampanye pilkada lalu. “Sehingga perlu dipertahankan karena sangat banyak manfaat
yang diperoleh dari pelayaran setiap hari tersebut,” beber Sambe.(nadine)

Adpel Beri Kemudahan Pelayaran Luar Negeri

Adpel Beri Kemudahan Pelayaran Luar Negeri

Sejak awal Oktober 2009 hingga Januari 2010, Pelabuhan Sungai Duku sudah tidak lagi melayani pelayaran luar negeri. Pasalnya MV Indomal yang sebelumnya melayani pelayaran ke Melaka memilih mundur karena alasan tertentu.
Kepala Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Pekanbaru Zam Zami Usman, mengatakan untuk mengisi kekosongan itu khususnya pelayaran luar negeri, pihaknya membuka diri dan bakal memberi kemudahan bagi pengusaha dan investor yang berminat untuk mengisinya.

Untuk segala persyaratan operasinya mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Dengan tetap berpegang kepada Undang-undang Pelayaran Nomor 17 tahun 2008 tetang keselamatan pelayaran.

‘’Kita mengimbau kepada pengusaha dan investor untuk bisa mengisi kekosongan, khususnya pelayaran luar negeri. Hingga saat ini belum ada yang mau mengisinya. Kita membuka diri untuk ini. Bagi yang berkenan dapat mendaftarkan ke Adpel,’’ kata Zam Zami kepada Riau Pos, Sabtu (9/1).

Disebutkan untuk 2010 ini, dengan kondisi pelabuhan yang bagus dan lengkap ini, sangat disayangkan jika pelayaran ke Melaka tidak ada. Masyarakat kelas menengah ke bawah dipastikan sangat mendambakannya.

‘’Untuk tahun 2010 ini, belum ada penambahan armada, masih memaksimalkan armada yang ada. Dengan catatan tetap menerapkan prosedur yang berlaku untuk keselamatan penumpang dan pelayaran,’’ ujarnya.(gem)

Laporan Agustiar, Pekanbaru
agustiar@riaupos.com

Riaupos.com, 10 Januari 2010
http://www.riaupos.com/berita.php?act=full&id=350&kat=7

Cuaca Masih Mendukung Pelayaran Ferry Lembar-Padang Bai

Cuaca Masih Mendukung Pelayaran Ferry Lembar-Padang Bai

(Berita Daerah-Bali NusaTenggara) - Kondisi cuaca masih mendukung pelayaran kapal penyeberangan fery dari Lembar Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Padangbai Pulau Bali atau sebaliknya.

"Sementara ini cuaca baik dan masih mendukung pelayaran Lembar-Padangbai atau sebaliknya sehingga aktivitas pelayaran tetap berjalan," kata Kepala PT Indonesia Fery Cabang Lembar, Kaimuddin Maliling, ketika dihubungi dari Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Selaparang Mataram juga belum menginformasikan adanya perubahan cuaca yang diindikasikan membahayakan pelayaran.

Dengan demikian, pihak berasumsi pusat tekanan rendah yang terpantau foto satelit BMG di belahan bumi selatan berpeluang memicu pembentukan awan dan menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, namun tidak memicu gelombang tinggi.

Perkiraan tinggi gelombang masih dalam batasan normal yakni berkisar antara 0,5 hingga 2,5 meter, yang tidak berbahaya bagi aktivitas pelayaran Fery dan kapal-kapal Pelni.

"Kalau ada peringatan BMG, kami segera berkoordinasi dengan pihak Administrator Pelabuhan (Adpel) dan Sah Bandar untuk memutuskan penghentian sementara aktivitas pelayaran," ujarnya. Menurut Maliling, kini aktivitas kapal penyeberangan dari dan ke pelabuhan Lembar berjalan seperti biasa, meskipun terkadang hujan dan tinggi gelombang laut menunjukkan peningkatan.

Manajemen PT Indonesia Fery (Persero) Cabang Lembar, menyiapkan 18 unit armada untuk melayani pengguna jasa transportasi laut itu.

Aktivitas penyeberangan Lembar-Padangbai yang biasanya dimulai pukul 06.00 Wita hingga tengah malam.

(fb/FB/ant)

beritadaerah.com 11 Januari 2010
http://beritadaerah.com/news.php?pg=berita_bali&id=16678&sub=column&page=1